Pengertian Kepemimpinan menurut berbagai
ahli antara lain:
1.
Stephen P.Robbins : “Leadership
is the ability to influence a group toward the achievement of goals”.
2.
Judith R. Gordon : ”A Leader is
an individual who influences others to act toward a particular goal or
end-state”
3.
Ralph M. Stogdill : ”Managerial
Leadership is a process of directing and influencing the task-related
activities of group”
Dari ketiga pendapat tersebut dapat kita simpulkan bahwa, kepemimpinan adalah usaha yang positif untuk mempengaruhi atau mengerahkan orang
lain untuk tetap atau lebih bersemangat
melakukan tugas atau mengubah tingkah laku mereka.
1.
Teori Ciri
Teori ini merupakan teori yang mencari ciri
kepribadian, sosial, fisik, atau intelektual yang memperbedakan pemimpin dan
bukan pemimpin. Studi riset menunjukkan enam ciri yang
secara konsisten dikaitkan dengan kepemimpinan : ambisi dan energy, hasrat
untuk memimpin, kejujuran dan integritas, percaya diri, kecerdasan, pengetahuan
yang relevan dengan pekerjaannya. Salah satu tokoh yang berhasil mencapai
visinya dalam kepemimpinannya dengan memiliki ciri-ciri tersebut adalah Nelson
Mandela.
2.
Teori Perilaku
Teori ini mengemukakan bahwa perilaku spesifik
membedakan pemimpin dan bukan pemimpin. Menurut studi
Universitas Negeri Ohio, para peneliti berusaha mengidentifikasi
dimensi-dimensi independen dari perilaku pemimpin yang awalnya lebih dari 1000
dimensi. Kemudian mereka menyederhanakannya menjadi 2 dimensi, yaitu :
a.
Struktur awal
Sejauh mana seorang
pemimpin berkemungkinan mendefinisikan dan menstruktur peran mereka dan peran
bawahan dalam upaya mencapai tujuan.
b.
Pertimbangan
Sejauh mana seorang
pemimpin berkemungkinan memilikik hubungan pekerjaan yang dicirikan saling
percaya menghargai gagasan bawahan, dan memperhatikan perasaan sesama.
3.
Teori Kemungkinan
Teori ini menyatakan bahwa keefektifan
kepemimpinan bergantung pada situasi dan dapat memanfaatkan situasi-situasi
tersebut. Kegagalan untuk memperoleh hasil yang
konsisten mendorong perhatian pada pengaruh situasional. Untuk memilih variabel
kunci situasional digunakan beberapa pendekatan, antara lain :
a.
Model Fiedler
Menyatakan bahwa
kelompok efektif bergantung pada padanan yang tepat antara gaya interaksi dari
si pemimpin dengan bawahannya serta sampai tingkat dimana situasi itu
memberikan kendali dan pengaruh kepada si pemimpin.
b.
Teori Situasional Hersey dan
Blanchard
Suatu
teori kemungkinan yang memusatkan perhatian pada kesiapan para pengikut.
c.
Teori Pertukaran
Pemimpin-Anggota
Ini
merupakan teori dimana para pemimpin menciptakan kelompok dalam dan kelompok
luar, dan bawahan dengan status kelompok dalam akan mempunyai penilaian kinerja
yang lebih tinggi, tingkat keluarnya karyawan yang lebih rendah, dan kepuasan
yang lebih besar bersama atasan mereka.
d.
Model Jalur-Tujuan
Teori
ini menjelaskan bahwa perilaku setiap pemimpin dapat diterima baik oleh bawahan
sejauh mereka memandang sebagai suatu sumber dari kepuasan masa depan.
e.
Model Partisipasi-Pemimpin
Suatu teori
kepemimpinan yang memberikan seperangkat atujran untuk menentukan ragam dan
banyaknya pengambian keputusan partisipatif dalam situasi-situasi yang
berlainan.
Selanjutnya menutup tinjauan mengenai teori kepemimpinan
dengan menyajikan tiga pendekatan lebih baru terhadap persoalan :
1.
Teori Atribusi Kepemimpinan
Teori
ini mengemukakan bahwa kepemimpinan semata-mata adalah suatu atribusi yang
dibuat orang mengenai individu-individu lain. Salah
satu tema yang menarik dalam literature teori atribusi dari kepemimipinan
adalah persepsi bahwa pemimpin yang efektif umumnya dianggap konsisten atau
tidak bergeming dalam keputusan mereka.
2.
Teori Kepemimpinan Kharismatik
Teori ini mengemukakan bahwa para pengikut membuat
atribusi dari kemampuan kepemimpinan yang luar biasa bila mereka mengamati
perilaku-perilaku tertentu. Karakteristik utama dari
pemimpin kharismatik :
a.
Percaya diri. Mereka
benar-benar percaya akan penilaian dan kemampuan mereka.
b.
Mempunyai visi. Ini merupakan
tujuan ideal yang mengajuakan suatu masa depan yang lebih baik.
c.
Kemampuan untuk
mengungkapkanvisi dengan gamblang. Mereka mampu memperjelas dan menyatakan visi
dengan kata-kata yang mudah dipahami oleh orang lain.
d.
Keyakinan kuat mengenai visi
itu. Pemimpin kharismatik berkomitmen kuat, dan bersedia mengambil resiko
pribadi yang tinggi dan melibatkan diri dalam pengorbanan unutk mencapai visi
tersebut.
e.
Perilaku yang diluar aturan.
Mereka dengan kharisma ikut serta dalam perilaku yang dipahami sebagai baru,
tidak konvensional dan berlawanan dengan norma-norma. Jika berhasil akan
menimbulkan kejutan dan kekaguman para pengikut.
f.
Dipahami sebagai agen
perubahan. Pemimpin kharismatik dipahami sebagai agen perubahan yang radikal
bukannya sebagai pengasuh status quo.
g.
Kepekaan lingkungan. Pemimpin
ini mampu membuat penilaian yang realistic terhadap kendala lingkungan dan
sumber daya yang diperlukan untuk menghasilkan perubahan.
3.
Kepemimpinan Transaksional
lawan Transformasional
·
Pemimpin transaksional
Pemimpin yang
memandu atau memotivasi pengikut mereka dalam arah tujuan yang ditegakkan
dengan memperjelas peran dan tuntutan tugas.
·
Pemimpin Transformasional
Pemimpin yang memberikan
pertimbangan dan rancangan intelektual yang diindividualkan, dan yang memiliki
kharisma.
Bukti yang mendukung keunggulan
kepemimpinan transformasional terhadap varietas transaksional luar biasa
mengesankan. Misalnya, sejumlah telaah atas perwira milter Amerika Serikat,
Kanada, dan Jerman menjumpai pada semua tingkat bahwa pemimpin transformasional
dinilai sebagai lebih efektif ketimbang yang transaksional. Dan para manajer
pada Federal Express yang dinilai oleh para pengikut mereka sebagai memperlihatkan
kepemimpinan yang lebih transformasional dinilai oleh penyelia langsung mereka
sebagai berprestasilebih tinggi dan lebih dapat dipromosikan. Ringkasnya, bukti
keseluruhan menunjukkan bahwa dibandingkan dengan kepemimpinan transaksional,
kepemimpinan transformasional lebih erat dengan tingkat keluarnya karyawan yang
rendah, produktivitas yang tinggi dan kepuasan karyawan yang lebih besar.
D. ISU-ISU KONTEMPORER DALAM KEPEMIMPINAN
Dalam bab ini dibahas secara singkat lima isu kontemporer dalam
kepemimpinan.
1.
Kelamin : Apakah Pria dan Wanita Memimpin secara Berbeda?
Suatu tinjauan ekstensif atas literatur yang
mengemukakan dua kesimpulan mengenai jenis kelamin dan kepemimpinan. Pertama, kemiripan antara pria dan wanita cenderung lebih daripada
perbedaan yang ada. Kedua, apa yang tampak berbeda adalah bahwa wanita
mengandalkan gaya kepemimpinan yang lebih demokratis sedangkan pria lebih
nyaman dengan gaya direktif.
2.
Pemimpin Lewat Pemberian Kuasa
Pemimpin yang efektif berbagi kekuasaan dan
tanggungjawab dengan karyawan. Peran pemimpin yang
member kuasa adalah menunjukkan kepercayaan, memberikan visi, menyingkirkan
penghalang kerja, mengemukakan dorongan, dan melatih karyawan.
3.
Bagaimana dengan Kepengikutan?
Disamping
mempunyai pemimpin yang dapat memimpin, organisasi yang sukses memerlukan
pengikut yang dapat mengikuti. Memang, agaknya adil untuk mengatakan bahwa
semua organisasi mempunyai jauh lebih banyak pengikut daripada pemimpin, jadi
pengikut yang tidak efektif dapat lebih merupakan halangan terhadap suatu
organisasi daripada pemimpin yang tidak efektif. Beberapa kualitas yang harus
dimiliki oleh pengikut yang efektif adalah :
a.
Mereka mengelola diri mereka
dengan baik. Mereka mampu berpikir untuk diri mereka sendiri. Mereka dapat
bekerja secara mandiri dan tanpa penyeliaan yang ketat.
b.
Mereka berkomitmen pada suatu
maksud diluar diri mereka sendiri. Pengikut yang efektif berkomitmen terhadap
suatu misi, suatu produk, suatu tim kerja, suatu organisasi, suatu gagasan
disamping terhadap pemeliharaan kehidupan mereka sendiri. Kebanyakan orang suka
bekerja dengan rekan-rekan yang berkomitmen pada kerja, baik secara emosional
maupun fisik.
c.
Mereka membina kompetisi mereka
dan memfokuskan upaya mereka pada dampak yang maksimum. Pengikut yang efektif
menguasai keterampilan yang akan berguna bagi organisasi mereka, dan mereka
menganut standar kinerja yang lebih tinggi daripada yang diminta oleh kelompok
kerja mereka.
d.
Mereka berani, jujur dan dapat
dipercaya. Pengikut yang efektif memantapkan diri mereka sendiri sebagai
pemikir yang kritis dan bebas yang pengetahuan dan pertimbangannya dapat
dipercaya. Mereka menganut standar etis yang tinggi, member pujian pada tempat
dan saatnya, dan tidak takut mengakui kesalahan mereka.
4.
Budaya Nasional sebagai suatu
Variabel Kemungkinan Tambahan
Budaya Nasional
mempengaruhi gaya kepemimpinan lewat para pengikut. Pemimpin tidak dapat memilih
gaya mereka sesuka hati. Mereka dikendalai oleh kondisi budaya yang ternyata
diharapkan oleh pengikut mereka. Misalnya suatu gaya manipulative atau
otokratis akan cocok dengan jarak kekuasaan yang tinggi, dan kita mendapatkan
skor jarak-kekuasaan-tinggi negeri-negeri di Arab, Timur Tengah, dan Amerika
Latin. Pemeringkatan jarak-kekuasaan seharusnya juga merupakan indicator yang
baik dari keinginan karyawan untuk menerima kepemimpinan partisipatif.
Kemungkinan besar partisipasi akan paling efektif dalam budaya
jarak-kekuasaan-rendah sepperti yang ada di Norwegia, Finlandia, Denmark, dan
Swedia.
5.
Adakah suatu Dasar Biologis
untuk suatu Kepemimpinan?
Suatu
data riset yang bertambah banyak menyarankan bahwa pemimpin yang baik tidak
perlu yang tercerdik, terkuat, atau paling agresif dari suatu kelompok tetapi
mereka yang paling cakap dalam menangani interaksi social. Tetapi para peneliti
telah menemukan bahwa pemipin yang efektif mempunyai suatu campuran biokimiawi
hormon-hormon yang unik dan kimia otak yang membantu mereka membina ikatan
sosial dan mengatasi stress. Dua zat yaitu Serotonin dan Testosteron telah
mendapatkan paling banyak perhatian. Tingkat Serotoni yang meningkat tampaknya
memperbaiki kemampuan sosialisasi dan mengendalikan agresi. Tingkat Testosteron
yang lebih tinggi meningkatkan dorongan kompetitif.
Suatu
studi dalam suatu himpunan [fraternitas] perguruan tinggi menemukan bahwa pria
dalam posisi kepemimpinan yang tinggi mempunyai kadar Serotonin yang tertinggi.
Selain itu ditemukan bahwa tingkat Testosteron menigkat dalam diri pemain tenis
top sebelum pertandingan kompetisi.
KISAH CERITA SAYA SEBAGAI NAPI TELAH DI VONIS BEBAS,
BalasHapusBERKAT BANTUAN BPK Dr. H. Haswandi ,SH.,SE.,M.Hum BELIAU SELAKU PANITERA MUDA DI KANTOR MAHKAMAH AGUNG (M.A) DAN TERNYATA BELIAU BISA MENJEMBATANGI KEJAJARAN PA & PN PROVINSI.
Assalamu'alaikum sedikit saya ingin berbagi cerita kepada sdr/i , saya adalah salah satu NAPI yang terdakwah dengan penganiayaan pasal 351 KUHP dengan ancaman hukuman 2 Tahun 8 bulan penjara, singkat cerita sewaktu saya di jengut dari salah satu anggota keluarga saya yang tinggal di jakarta, kebetulan dia tetangga dengan salah satu anggota panitera muda perdata M.A, dan keluarga saya itu pernah cerita kepada panitera muda M.A tentang masalah yang saya alami skrg, tentang pasal 351 KUHP, sampai sampai berkas saya di banding langsun ke jakarta, tapi alhamdulillah keluarga saya itu memberikan no hp dinas bpk Dr. H. Haswandi ,SH.,SE.,M.Hum Beliau selaku panitera muda perdata di kantor M.A pusat, dan saya memberanikan diri call beliau dan meminta tolong sama beliau dan saya juga menjelas'kan masalah saya, dan alhamdulillah beliau siap membantu saya setelah saya curhat masalah kasus yang saya alami, alhamdulillah beliau betul betul membantu saya untuk di vonis dan alhamdulillah berkat bantuan beliau saya langsun di vonis bebas dan tidak terbukti bersalah, alhamdulillah berkat bantuan bpk Dr. H. Haswandi ,SH.,SE.,M.Hum beliau selaku ketua panitera muda perdata di kantor Mahkamah Agung R.I no hp bpk Dr. H. Haswandi ,SH.,SE.,M.Hum 0823-5240-6469 Bagi teman atau keluarga teman yang lagi terkenah musibah kriminal, kalau belum ada realisasi masalah berkas anda silah'kan hub bpk Dr. H. Haswandi ,SH.,SE.,M.Hum semoga beliau bisa bantu anda. Wassalam.....