Selasa, 14 Januari 2014

AUDIT PERSEDIAAAN


Audit Persediaan adalah merupakan bagian dari aset perusahaan yang pada umumnya nilainya cukup material dan rawan oleh tindakan pencurian ataupun penyalahgunaan. Oleh karena itu, biasanya akun persediaan menjadi salah satu perhatian utama auditor dalam pemeriksaan atas laporan keuangan perusahaan. Adapun tujuan utama pemeriksaan persediaan adalah untuk menentukan bahwa :
  • Persediaan secara fisik benar-benar ada
  • Prosedur pisah batas (cut-off) persediaan telah dilakukan dengan memuaskan
  • Persediaan telah dinilai sesuai dengan Prinsip Akuntansi Berlaku Umum (PSAK) yang diterapkan secara konsisten
  • Persediaan yang bergerak lambat (slow moving), usang, rusak, dapat diidentifikasika dengan tepat dan dicadangkan dalam jumlah yang memadai
  • Penghitungan matematis dalam daftar persediaan telah dibuat dengan cermat · Persediaan yang dijaminkan telah diidentifikasikan dan diungkapkan dengan jelas dalam catatan atas laporan keuangan

Walaupun tujuan-tujuan audit yang disebutkan di atas diarahkan terutama atas eksistensi dan valuasi persediaan dalam neraca, tetapi auditor harus selalu ingat bahwa audit terhadap akun persediaan yang dilakukannya harus berhubungan dengan harga pokok penjualan dan akun-akun terkait lainnya dalam laporan laba rugi.
Beberapa tahapan prosedur audit yang harus dilakukan auditor dalam melakukan pemeriksaan atas akun persediaan diantaranya adalah :
  1. Pemahaman Bisnis Klien – kecukupan pemahaman atas bisnis perusahaan merupakan dasar terhadap audit persediaan. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh auditor melalui Kuesioner Pemahaman Bisnis dan Jenis Usaha Klien akan memberikan auditor pemahaman mengenai aspek-aspek unik dari bisnis dan jenis usaha, seperti faktor musiman dan siklus, sifat dari keuangan, metode dan kebijaksanaan penjualan, kondisi persaingan usaha, bahan baku dan sumbernya, tenaga kerja dan fasilitas pabrik yang berkaitan dengan kebijaksanaan operasi perusahaan serta karakteristik sistim informasi termasuk metode costing. Pemahaman ini memungkinkan auditor untuk mencapai kesimpulan mengenai aspek-aspek laporan keuangan sehubungan dengan persediaan.
  2. Penilaian Pengendalian Intern – tujuan pengendalian intern atas persediaan adalah untuk meyakinkan bahwa (a) adanya pengendalian yang memadai terhadap mutasi persediaan, (b) semua transaksi persediaan telah dicatat dan diklasifikasikan dengan tepat, (c) penghitungan fisik persediaan telah dijalankan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan, (d) harga perolehan persediaan telah ditentukan dengan tepat, (e) penyesuaian atas persediaan yang bergerak lambat (slow moving), usang dan rusak telah dilakukan dengan tepat.
  3. Pengujian Substantif – tujuan utama pengujian substantif terhadap persediaan adalah untuk memberikan bukti nyata dari keberadaan dan penilaian persediaan. Pengujian ini meliputi observasi dan pengujian penghitungan fisik (stock taking), pengujian ringkasan dan pengujian harga.
Observasi dan Pengujian Fisik Persediaan

Observasi penghitungan fisik merupakan prosedur pemeriksaan umum. Keikutsertaan auditor pemeriksa dalam penghitungan fisik dan observasinya akan memberikan kepuasan dalam menilai metode penghitungan fisik yang dilakukan dan ketaatan perusahaan atas penyajian kuantitas serta kondisi fisik persediaan.
Apabila auditor tidak dapat melakukan observasi atsa penghitungan fisik persediaan karena adanya pembatasan pemeriksaan, maka auditor dapat memberikan pendapat dengan kualifikasi atau tidak memberikan pendapat sama sekali atas laporan keuangan perusahaan yang diperiksanya. Ada beberapa metode penghitungan fisik persediaan, antara lain :
  1. penghitungan fisik secara menyeluruh yang dilaksanakan setahun sekali pada tanggal neraca atau pada tanggal tertentu yang dihadiri auditor.
  2. penghitungan yang kontinue yang dilakukan atas seluruh persediaan sekurang-kurangnya sekali dalam setahun
  3. penghitungan ulang atas semua seksi yang terbesar dengan menghitung sekurang-kurangnya sekali dalam setahun untuk seksi-seksi lainnya.

Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) SA Seksi 331 mengenai “Sediaan” mengatur mengenai penghitungan fisik persediaan yang dilakukan oleh auditor. Dalam paragraf 3 diatur bahwa jika kuantitas sediaan hanya ditentukan melalui penghitungan fisik, dan semua penghitungan dilakukan pada tanggal neraca atau pada suatu tanggal dalam periode yang tepat, baik sebelum maupun sesudah tanggal neraca, maka perlu bagi auditor untuk hadir pada saat penghitungan fisik sediaan dan, melalui pengamatan, pengujian dan permintaan keterangan memadai, untuk meyakinkan dirinya tentang efektivitas metode penghitungan fisik sediaan dan mengukur keandalan yang dapat diletakkan atas representasi klien tentang kuantitas dan kondisi fisik sediaan. Ada beberapa hal penting yang perlu diperhatikan auditor dalam penghitungan fisik persediaan, diantaranya adalah :
  1. selama penghitungan fisik persediaan, auditor harus memastikan bahwa pengendalian atas prosedur pemasukan dan pengeluaran barang atau pergerakan intern barang selama penghitungan berlangsung telah diikuti sebagaimana mestinya, untuk menilai kecermatan pisah batas (cut-off) yang telah dilakukan. Jika memungkinkan, sebaiknya proses produksi dihentikan sementara selama berlangsungnya penghitungan fisik persediaan ataupun penghitungan fisik dilakukan pada saat tidak adanya kegiatan penerimaan maupun pengeluaran barang di gudang.
  2. auditor harus memperhatikan kemungkinan adanya barang konsinyasi (titipan) yang bukan menjadi milik perusahaan, barang jaminan dan lainnya
  3. kemungkinan adanya persediaan yang tidak berada dalam pengawasan perusahaan, misalnya barang yang berada di lokasi gudang umum, barang yang dipegang oleh penjual, barang konsinyasi dan lainnya. Untuk jenis persediaan ini, prosedur audit yang harus dilakukan adalah dengan melakukan konfirmasi langsung secara tertulis ataupun dengan penghitungan fisik.
  4. auditor harus memastikan bahwa persediaan dalam perjalanan benar-benar belum diterima sampai pada saat penghitungan fisik persediaan berlangsung.

Jika penghitungan fisik persediaan dilakukan setelah tanggal neraca, auditor harus melakukan tarik mundur (draw back) hasil penghitungan fisik persediaan ke saldo tanggal neraca. Prosedur ini terutama diperlukan untuk memperoleh keyakinan memadai bahwa pencatatan saldo persediaan pada tanggal neraca telah sesuai dengan fisik persediaan yang ada di gudang.

Pengujian atas Penentuan Harga Pokok Persediaan
Harga pokok persediaan umumnya ditentukan dengan metode rata-rata, FIFO ataupun LIFO. Dalam meakukan pemeriksaan atas akun persediaan, auditor harus melakukan pengujian untuk memperoleh keyakinan memadai bahwa metode yang digunakan dalam menilai persediaan telah sesuai dengan kebijakan akuntansi perusahaan.

FUNGSI BISNIS DALAM SIKLUS PERSEDIAAN DAN DOKUMEN TERKAIT
  1. Mengolah Order Pembelian
Setiap permintaan pembelian (purchase requisition) digunakan untuk meminta bagian pembelian membuat order atas persediaan. Permintaan dapat diajukan oleh karyawan bagian gudang penyimpanan jika persediaan telah dalam jumlah untuk memesan kembali atau untuk memenuhi pesanan khusus.
  1. Menerima Bahan yang Baru
Setiap bahan yang diterima harus diperiksa jumlah dan kualitasnya. Bagian penerimaan barang membuat laporan penerimaan barang yang menjadi bagian dari dokumen penting sebelum pelunasan dilakukan.
  1. Menyimpan Bahan Baku
Bahan-bahan yang disimpan di gudang dikeluarkan dari gudang ke bagian produksisetelah adanya penyerahan permintaan bahan yang disetujuisebagaimana mestinya, order pekerjaan, atau dokumen sejenisnya yang menunjukkan jenis dan jumlah unit bahan yang dibutuhkan.
  1. Mengolah Barang
Penentuan jenis dan jumlah barang yang akan diproduksi pada umumnya didasarkan pada order-order spesifik dari langganan, ramalan penjualan (sales forecast), tingkat persediaan barang jadi yang telah ditetapkan sebelumnya, dan pelaksanaan kegiatan produksi yang ekonomis.
  1. Menyimpan Barang Jadi
Dalam perusahaan dengan pengendalian intern yang baik, barang jadi disimpan di tempat terpisah dengan akses yang terbatas, di bawah pengendalian secara fisik. Pengendalian barang jadi sering dipandang sebagai bagian dari siklus penjualan dan penagihan.
  1. Mengirim Barang jadi
Sebagai bagian integral dari siklus penjualan dan penagihan, setiap pengiriman atau transfer harus diotorisasi melalui dokumen pengiriman.

TAHAP-TAHAP AUDIT PERSEDIAAN
Tujuan menyeluruh dari audit atas persediaan adalah untuk menetapakan bahwa bahan baku, barang dalam proses, barang jadi, dan harga poko penjualan telah dinyatakan secara wajar di dalam laporan keuangan. Ada 4 aspek yang menjadi perhatian auditor dalam menetapkan jenis pengujian yang akan dilakukan yaitu :

  1. Pengendalian fisik terhadap persediaan
Pengujian auditor mengenai kecukupan pengendalian fisik terhadap bahan baku, barang dalam proses, dan barang jadi harus terbatas pada pengamatan dan penyelidikan.
  1. Dokumen-dokumen dan catatan untuk transfer persediaan
Perhatian utama auditor dalam verifikasi transfer persediaan dari satu lokasi ke lokasi yang lain adalah bahwa transfer yang dicatat adalah sah, transfer yang benar-benar terjadi telah dicatat, dan kuantitas, uraian serta tanggal dari setiap transfer yang dicatat tersebut adalah akurat.
  1. Catatan perpetual
Terdapatnya catatan persediaan perpetual yang memadai berpengaruh terhadap waktu dan luas pemeriksaan fisik yang dilakukan auditor atas persediaan. Jika catatan perpetual dapat diandalkan, memungkinkan untuk menguji persediaan fisik sebelum tanggal neraca, penghematan biaya bagi auditor maupun klien dan memungkinkan klien memperoleh laporan keuangan yang diaudit lebih awal.
  1. Catatan mengenai biaya per unit
Catatan akuntansi biaya yang memadai harus dipadukan dengan kegiatan produksi dan catatan akuntansi lain agar dapat menghasilkan biaya yang akurat untuk semua hasil produksi. Sistem akuntansi biaya mempunyai hubungan dengan auditor karena penilaian persediaan akhir tergantung pada perancangan dan penggunaan sistem yang tepat.

Pengujian rincian saldo untuk persediaan terdiri dari:
  1. Menilai materialitas dan risiko inheren dari persediaan
  2. Menilai risiko pengendalian untuk beberapa siklus
  3. Merancang dan melaksanakan pengujian pengendalian, pengujian substantif atas transaksi dan prosedur analitis untuk beberapa siklus
  4. Merancang dan melaksanakan prosedur analitis untuk saldo persediaan
  5. Merancang pengujian rincian saldo persediaan untuk memenuhi tujuan-tujuan audit yang spesifik seperti : prosedur audit, besar sampel, item yang dipilih, dan waktu audit

Hasil pengujian dari beberapa siklus selain siklus persediaan dan pergudangan akan mempengaruhi pengujian rincian atas saldo-saldo persediaan. Dua aspek pengujian rincian saldo secara terpisah yaitu : observasi fisik dan penetapan harga serta kompilasi.

Observasi Fisik
Penting bagi auditor independen untuk hadir pada saat penghitungan dan observasi, pengujian dan tanya jawab yang sesuai untuk mengetahui keefektifan metode penghitungan persediaan (inventory taking) dan ukuran (tingkat) keandalan yang mungkin diberikan pada pernyataan klien mengenai kuantitas dan kondisi fisik persediaan.
Klien bertanggung jawab menetapkan prosedur-prosedur untuk melakukan penghitungan fisik yang akurat dan untuk melakukan penghitungan dan pencatatan secara aktual. Auditor bertanggung jawab mengevaluasi dan mengamati setiap prosedur fisik klien dan menarik kesimpulan mengenai kecukupan dari persediaan fisik.
Seandainya persediaan yang alam kegiatan sehari-hari perusahaan berada di gudang umum atau para penyimpan pihak luar lainnya, maka konfirmasi tertulis dari penyimpanan tersebut dapat diterima dengan syarat bahwa apabila jumlah yang terkandung menunjukkan proporsi yang signifikan dari aktiva lancar atau keseluruhan aktiva tetap, keterangan-keterangan tambahan harus dibuat untuk meyakinkan auditor independen mengenai tindak kejujuran dalam situasi tersebut.

Pengendalian
Dalam kaitannya dengan penghitungan fisik persediaan klien, prosedur pengendalian yang memadai terdiri dari instruksi-instruksi mengenai penghitungan fisik yang cermat, pengawasan oleh petugas yang bertanggung jawab, verifikasi intern yang independen terhadap setiap penghitungan, rekonsiliasi independen terhadap penghitungan fisik dengan catatan perpetual, dan adanya pengendalian yang mencakup kartu-kartu atau formulir-formulir penghitungan.

Keputusan Audit
Keputusan audit terdiri dari :
  1. Waktu (timing)
Auditor memutuskan apakah penghitungan fisik dapat dilakukan sebelu akhir tahun terutama berdasarkan keakuratan catatan persediaan perpetual.
  1. Besar Sampel
Besar sampel (sample size) dalam pengamatan fisik baisanya mustahil dinyatakan dalam bentuk jumlah item sebab penekanan selama pengujian terletak pada pengamatan terhadap prosedur-prosedur klien dan bukan pada pemilihan item tertentu untuk diuji.
  1. Pemilihan Jenis Item
Pemilihan jenis item/barang tertentu untu diuji merupakan suatu bagian keputusan audit yang penting dalam observasi persediaan meliputi; pengamatan jenis barang yang paling signifikan dan sampel yang mewakili jenis persediaan yang khas, persediaan yang rusak atau usang, dan alasan-alasan pengecualian jenis barang yang material oleh pihak manajemen.

Audit atas Penetapan Harga dan Kompilasi
Penetapan harga mencakup semua jenis pengujian harga satuan klien untuk menentukan apakah hal-hal itu telah benar. Kompilasi mencakup semua pengujian atas ikhtisar dari perhitungan fisik, hasil perkalian harga dengan kuantitas, penjumlahan dari ikhtisar persediaan, dan penelusuran jumlah persediaan keseluruhannya ke buku besar.

Pengendalian atas Penetapan Harga dan Kompilasi
Pengendalian intern yang penting adalah penggunaan sistem biaya standar yang menunjukkan setiap varians dalam biaya bahan, tenaga kerja, dan overhead pabrik dan dapat digunakan untuk mengevaluasi produksi. Pengendalian intern kompilasi dibutuhkan untuk memberikan sarana guna memastikan bahwa perhitungan fisik telah diikhtisarkan sebagaimana mestinya, ditetapkan harganya dengan jumlah yang sama dengan catatan satuannya, adanya perkalian dan penjumlahan yang benar, dan dimasukkan ke dalam buku besar dengan jumlah yang tepat.

Prosedur Penetapan Harga dan Kompilasi
Dalam membahas prosedur penetapan harga dan kompilasi, tujuan spesifik terhadap pengujian rincian saldo juga sangat bernanfaat. Tujuan-tujuan tersebut antara lain:
  • Kelayakan secara menyeluruh yaitu saldo persediaan, rincian yang terdapat dalam daftar persediaan dan saldo-saldo perhitungan yang berhubungan adalah layak.
Tujuan khusus  yaitu berkaitan dengan asersi penilaian dan pengalokasian, keberadaan dan keterjadian, serta kelengkapan.

Penilaian atas Persediaan
Dalam melaksanakan pengujian atas penetapan harga, ada 3 hal yang sangat penting mengenai metode penetapan harga klien, yaitu: metode tersebut harus sesuai dengan PABU, penerapan metode tersebut harus konsisten dari tahun ke tahun, dan harga pokok pengganti (replacement cost) dibanding dengan nilai pasar harus dipertimbangkan.

Penetapan harga persediaan yang berasal dari pembelian
Jenis persediaan pokok yang termasuk dalam kategori ini adalah bahan baku, suku cadang yang dibeli, dan perlengkapan. Pertimbangan pertama yaitu pada metode penilaian persediaan yang digunakan apakah FIFO atau LIFO, rata-rata tertimbang atau yang lain. Selain itu, juga menyelidiki apakah ongkos angkut, penyimpanan, potongan, dan lainnya juga termasuk dalam nilai persediaan.

Penetapan harga persediaan yang diproduksi sendiri
Dalam menetapkan harga barang dalam proses dan barang jadi, auditor harus memperhatikan biaya bahan baku, tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik. Hal ini menyebabkan pelaksanaan audit atas barang yang diproduksi sendiri lebih rumit dibandingkan dengan audit atas persediaan dari pembelian.

PROSEDUR ANALITIKAL

Prosedur anlitik itu penting pada audit atas persediaan dan pergudangan dan juga pada siklus siklus lain. Tabel dibawah ini mencantumkan beberapa prosedur analitik yang umum di pakai,dan kemungkinan salah saji yang diindikasikan jika ada fluktuasi. Beberapa dari prosedur analitik dibawah dibahas pada silkus lainnya. Contoh adalah persentase marjin kotor.

PROSEDUR ANALITIK UNTUK SIKLUS PERSEDIAAN DAN PERGUDANGAN

Prosedur analitik  Kemungkinan salah saji
a.       Bandingkan persentase marjin kotor dengan tahun sebelumnya    Salah saji atau kurang saji persediaan dan harga pokok penjualan.
b.      Bandingkan perputaran persediaan (Harga pokok penjualan dibagi dengan persediaan rata-rata) dengan tahun sebelumnya.    Investasi keusangan persediaan yang mempengaruhi persediaan dan harga pokok penjualan. Salah saji atau kurang saji persediaan
c.       Bandingkan persediaan biaya perunit dengan tahun sebelumnya    Salah saji atau kurang saji biaya perunit, yang mempengaruhi persediaan dan harga pokok penjualan
d.      Bandingkan nilai persediaan yang diperluas denan tahun sebelumnya    Salah saji dalam kompilasi, biaya perunit, atau pengalian, yang mempengaruhi persediaan dan harga pokok penjualan
e.      Bandingkan biaya produksi tahun berjalan dengan tahun sebelumnya (biaya variabel harus disesuaikan jika ada perubahan volumen)    Salah saji biaya perunit persediaan, khususnya biaya tenaga kerja langsung dan overhead pabrik, yang mempengaruhi persediaan dan HPP

METODE UNTUK MERANCANG UJI DETAIL TRANSAKSI

Tahap I
  • Identifikasi resiko bisnis klien yang mempengaruhi siklus persediaan dan pergudangan
  • Tentukan salah saji yang dapat ditolerir dan nilailah resiko bawaan untuk siklus persediaan dan pergudangan
  • Nilailah resiko pengendalian untuk beberapa silklus.

Tahap II
  • Rancang dan laksanakan pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi untuk siklus persediaan dan pergudangan.

Tahap III
  • Rangcang dan laksanakan prosedur analitik untuk siklus persediaan dan pergudangan
  • Rancang pengujian terinci atas persediaan untuk memenuhi tujuan audit yang terkait saldo yang terdiri dari :
a.       Prosedur audit
b.      Besar sampel
c.       Unsur yang dipilih
d.      Waktu

PENENTUAN RISIKO BAWAAN

Auditor perlu untuk mempertimbangkan faktor risiko bawaan yang dapat memengaruhi transaksi yang diproses oleh sistem dan akun laporan keuangan yang terpengaruhi oleh transaksi dalam memeriksa proses manajemen persediaan. Auditor harus mempertimbangkan faktor-faktor yang terkait dengan industri dan karakteristik operasi dan perikatan ketika menentukan kemungkinan salah saji material.

Karakteristik Perikatan dan Operasi
Sejumlah karakteristik perikatan dan operasi penting untuk penentuan risiko bawaan persediaan. Pertama, jenis produk yang dijual oleh klien dapat meningkatkan potensi penyalahgunaan. Sebagai contoh, produk yang berukuran kecil dan bernilai tinggi, seperti perhiasan, lebih rentan terhadap pencurian dibandingkan dengan produk yang berukuran besar. Kedua, persediaan sering lebih sulit untuk diaudit, dan penilaiannya dapat mengakibatkan perbedaan pendapat dengan klien. Terakhir, auditor harus waspada terhadap kemungkinan transaksi dengan pihak-pihak yang memiliki hubungan istimewa dalam rangka memperoleh bahan baku dan menjual barang jadi. Riset audit juga telah menunjukan bahwa terdapat risiko yang relatif tinggi bahwa persediaan berisi salah saji material. Oleh karena itu, auditor harus mempertimbangkan secara hati-hati jika salah saji yang ditemukan di audit tahun lalu mungkin masih ada di persediaan tahun berjalan dan merencanakan audit berdasarkan kondisi tersebut.




PENENTUAN RISIKO PENGENDALIAN

Strategi substantif dapat digunakan oleh auditor ketika mengaudit persediaan dan harga pokok penjualan. Ketika strategi ini dilakukan, auditor tidak mengandalkan prosedur pengendalian pada proses manajemen persediaan dan menetapkan tingkat risiko maksimum pada pengendalian. Prosedur substantif kemudian digunakan oleh auditor untuk menilai kewajaran persediaan. Dalam banyak kasus, auditor dapat menggunakan pengendalian internal pada persediaan. Hal ini dilakukan ketika klien memiliki akuntansi biaya dan sistem manajemen persediaan yang terintegrasi.

Penjelasan langkah-langkah dalam menetapkan risiko pengendalian dalam proses manajemen persediaan:
  • Memahami dan Mendokumentasikan Pengendalian Internal
Auditor harus memahami lima komponen pengendalian internal dalam menetapkan risiko pengendalian untuk proses manajemen persediaan. Ada dua hal yang harus diperhatikan oleh auditor, pertama, jika klien menggunakan teknologi dan informasi yang canggih untuk mengawasi aliran barang dan mengakumulasikan biaya, auditor perlu untuk mengawasi pengendalian terhadap teknologi dan informasinya secara umum maupun aplikasi persediaan. Kedua, auditor perlu memahami secara mendalam proses yang digunakan oleh klien untuk menilai persediaan.
  • Merencanakan dan Melaksanakan Pengujian Pengendalian
Dalam langkah ini, auditor diminta untuk mengidentifikasikan prosedur pengendalian yang relevan dalam sistem pengendalian klien yang memastikan bahwa salah saji material telah dicegah ataupun dideteksi dan dikorelasi.
  • Menetapkan dan Mendokumentasikan Risiko Pengendalian
Setelah pengendalian dalam sistem persediaan ditetapkan, auditor menetapkan tingkat risiko pengendalian. Auditor harus mendokumentasikan tingkat risiko pengendalian yang dicapai dengan menggunakan jumlah kuantitatif atau dalam bentuk kualitatif.

PROSEDUR PENGENDALIAN DAN PENGUJIAN PENGENDALIAN – TRANSAKSI PERSEDIAAN

Sejumlah prosedur pengendalian dalam proses pendapatan dan pembelian memberikan keyakinan untuk asersi terpilih untuk persediaan.

Keterjadian Transaksi Persediaan
Pengendalian utama untuk mencegah transaksi persediaan fiktif adalah pemisahan tugas, dimana manajemen persediaan dan fungsi gudang persediaan dipisahkan dari departemen yang bertanggung jawab atas persediaan dan catatan akuntansi biaya. Pengendalian ini mencegah karyawan bagian operasi memiliki akses terhadap persediaan maupun catatan persediaan perpetual. Dokumen-dokumen yang telah dinomori untuk menangani penerimaan, transfer, dan penarikan persediaan dapat mencegah pencatatan persediaan fiktif dalam catatan akuntansi.
Auditor juga harus mempertimbangkan bahwa barang-barang dapat dicuri. Pertimbangan auditor mengenai pencurian barang berbeda-beda dan tergantung pada jenis produk yang dijual dan diproduksi oleh klien. Klien harus melakukan penjagaan fisik atas persediaan yang konsisten dengan kerentanan nilai dari barang-barang dagangan.

Kelengkapan Transaksi Persediaan
Prosedur pengendalian untuk asersi kelengkapan terkait dengan pencatatan persediaan yang telah diterima. Prosedur ini biasanya terdapat di dalam proses pembelian.
Otorisasi Transaksi Persediaan
Perhatian auditor terhadap otorisasi di sistem persediaan adalah pada pembelian yang tidak terotorisasi atau aktivitas produksi yang dapat mengarah pada kelebihan tingkat jenis tertentu barang jadi.

Akurasi Transaksi Persediaan
Akurasi adalah asersi penting karena transaksi persediaan yang tidak dicatat dengan benar akan mengakibatkan salah saji yang memengaruhi secara langsung jumlah yang dilaporkan pada laporan keuangan untuk harga pokok penjualan dan persediaan. Pemrosesan transaksi pembelian persediaan yang akurat mencakup penerapan harga yang benar terhadap kualitas aktual barang yang diterima. Penggunaan sistem persediaan perpetual dalam kaitannya dengan perhitungan persediaan fisik berkala atau tahunan menghasilkan kualitas persediaan yang sesungguhnya yang tampak di catatan persediaan perpetual klien. Penggunaan biaya standar dalam penghitungan dalam menilai persediaan harus memperkirakan biaya aktual dan adanya varians yang besar adalah satu tanda bahwa persediaan mungkin tidak dihitung biayanya dengan nilai yang tepat.

Klasifikasi Transaksi Persediaan
Pada perusahaan manufaktur, klien harus memiliki prosedur pengendalian untuk memastikan bahwa persediaan telah diklasifikasikan dengan tepat sebagai bahan baku, barang dalam proses, atau barang jadi. Hal ini biasanya dapat dilakukan dengan menentukan departemen mana dalam perusahaan manufaktur yang termasuk sebagai persediaan bahan baku, barang dalam proses, dan barang jadi. Oleh karena itu, dengan mengetahui departemen produksi mana yang memegang persediaan, klien dapat mengklasifikasikan menurut jenisnya.

Menghubungkan Tingkat Risiko Pengendalian yang Ditentukan dengan Prosedur Substantif
            Jika hasil pengujian pengendalian untuk sistem persediaan tidak mendukung tingkat risiko pengendalian yang direncanakan, auditor akan menetapkan risiko pengendalian pada tingkat yang lebih tinggi dan menetapkan risiko deteksi pada tingkat yang lebih rendah. Hal ini akan mengarah pada prosedur substantif yang meningkat.

Audit Persediaan
Dua kategori prosedur substantif yang dibahas yaitu:
Prosedur analitis substantif
Pengujian terinci atas kelompok transaksi, saldo akun, dan pengungkapan

Asersi atas Kelompok Transaksi, Peristiwa, Saldo Akun, dan Pengungkapan untuk Persediaan
Asersi atas Kelompok Transaksi atau Peristiwa:
  • Keterjadian. Transaksi persediaan adalah sah.
  • Kelengkapan. Seluruh transaksi persediaan dan peristiwa telah dicatat.
  • Otorisasi. Semua transaksi persediaan dan peristiwa telah diotorisasi dengan layak.
  • Akurasi. Transaksi persediaan telah dihitung dengan benar, dan persediaan akhir serta pendapatan dan harga pokok penjualan terkait telah diakumulasikan dengan benar dari jurnal dan buku besar.
  • Pisah batas. Penerimaan persediaan dan pengiriman dicatat pada periode akuntansi yang benar.
  • Klasifikasi. Persediaan dicatat di akun yang tepat (misalnya: bahan baku, barang dalam proses, atau barang jadi).

Asersi atas Saldo Akun pada Akhir Periode:
  • Keberadaan. Persediaan yang dicatat di dalam buku dan catatan benar-benar ada.
  • Hak dan kewajiban. Entitas memiliki hak hukum (yaitu, kepemilikan) atas persediaan yang dicatat.
  • Kelengkapan. Semua persediaan dicatat.
  • Penilaian dan alokasi. Persediaan dicatat dengan tepat sesuai dengan GAAP (misalnya, nilai yang lebih rendah dari nilai buku atau pasar).

Asersi atas Penyajian dan Pengungkapan:
  • Keterjadian serta hak dan kewajiban. Semua peristiwa yang diungkapkan, transaksi, dan hal lain yang terkait dengan persediaan telah terjadi dan berkaitan dengan entitas.
  • Kelengkapan. Semua pengungkapan yang terkait dengan persediaan yang seharusnya dimasukkan di laporan keungan telah dimasukkan.
  • Klasifikasi dan kemampuan untuk dapat dipahami. Informasi keuangan yang terkait dengan persediaan telah disajikan dan dijelaskan dengan tepat, dan pengungkapan telah dinyatakan dengan jelas.
  • Akurasi dan penilaian. Informasi keuangan dan lainnya terkait dengan persediaan telah diungkapkan secara wajar dan pada jumlah yang tepat.

7 komentar:

  1. Resiko apa yang terjadi apabila auditor tidak melakukan tahap-tahap audit dalam memeriksa Departemen Inventory dan Departeman pengiriman?

    BalasHapus
  2. Resiko apa yang terjadi apabila auditor tidak melakukan tahap-tahap audit dalam memeriksa Departemen Inventory dan Departeman pengiriman?

    BalasHapus
  3. Bagaimana pengendalian internal terhadap pencatatan persediaan barang dagang

    BalasHapus
  4. pada saat pemeriksaan di gudang barang jadi, bukti dan proses apa yang anda lakukan sebagai auditor ?

    BalasHapus
  5. Apa yang harus dilakukan auditor jika tidak mendapata bukti kelengkapan persediaan pada perusahaan dagang

    BalasHapus
  6. *Apa yang harus dilakukan auditor jika pada perusahaan yang diaudit terdapat perubahan metode perhitungan persediaan?

    BalasHapus