Selasa, 14 Januari 2014

KONSEP EKUITAS


1.       DEFINISI EKUITAS
Menurut Ikatan Akuntan Indonesia ( IAI ) atau PSAK (2002) pasal 49, ekuitas adalah hak residual atas aktiva perusahaan setelah dikurangi semua kewajiban. Berbagai sumber yang lain mendefinisi ekuitas yang tidak berbeda denagn definisi menurut IAI. Ekuitas didefinisikan sebagai hak residual untuk menunjukkan bahwa ekuitas bukan kewajiban. Ini berarti ekuitas bukan pengorbanan sumber ekonomik masa datang. Karena didefinisi atas dasar asset dan kewajiban, nilai ekuitas juga bergantung pada bagaimana asset dan kewajiban diukur.

2.       KOMPONEN EKUITAS
Komponen ekuitas terdiri dari :
a.       Modal setoran (contributed capital),
terdiri dari modal yuridiksi (legal capital) yang dihitung berdasar nilai pari (par value) menunjukkan aktiva netto yang tidak dapat distribusikan. Kelebihan nilai diatas nilai nominal diakui sebagai agio saham (additional paid in capital)
b.      Laba Ditahan (retained earnings)
terdiri dari laporan laba rugi, penyesuaian periode sebelumnya, dan deviden
c.       Penyesuaian modal belum terealisasi (unrealized capital adjustment).

3.       TUJUAN PENYAJIAN EKUITAS
Pengungkapan informasi ekuitas pemegang saham akan sangat dipengaruhi oleh tujuan penyajian informasi tersebut kepada pemakai statemen keuangan. Pada umumnya, tujuan pelaporan informasi ekuitas pemegang saham adalah menyelidiki akan informasi kepada yang berkepentingan tentang efisiensi dan kepengurusan (stewardship) manajemen serta menyediakan informasi tentang riwayat serta prospek investasi pemilik dan pemegang ekuitas lainnya. Informasi tentang kewajiban yuridis perseroan terhadap para pemegang saham dan pihak lainnya juga merupakan tujuan penyajian ekuitas pemegang saham ini.

4.       TEORI EKUITAS
Teori ekuitas adalah teori yang menjelaskan sudut pandang yang digunakan dalam akuntansi berkaitan dengan penyusunan dan penyajian laporan keuangan. Teori ini membahas pihak yang dianggap paling dominan dan menjadi sudut pandang dalam pelaporan keuangan. Pemakaian sudut pandang yang berbeda dapat menghasilkan format pelaporan yang berbeda pula.
a.       Teori Propietary
Pada awalnya teori ini muncul sebagai perwujudan dari sistem pembukuan berpasangan. Teori ini memusatkan perhatiannya kepada pemilik. Persamaan akuntansi yang digunakan adalah : Aktiva-hutang = modal
Teori proprietary sangat cocok diterapkan untuk organisasi perusahaan perseorangan dan firma oleh karena dalam bentuk organisasi ini ada hubungan personal antara manajemen dengan pemilik.
b.      Teori Entitas (Kesatuan Usaha)
Teori entitas muncul untuk mengatasi kelemahan yang melekat pada teori proprietary. Terdapat pemisahaan antara kepentingan pribadi pemilik dengan kepentingan perusahaan. Dengan demikian, transaksi / kejadian yang dicatat dan dipertanggungjawabkan adalah transaksi yang melibatkan perusahaan. Perusahaan dianggap bertindak atas nama dan kepentingannya sendiri terpisah dari pemilik. Persamaan akuntansinya : Aktiva = Hutang + Modal atau Aktiva = Modal (Hutang + Modal Pemilik)
Teori entitas cocok diterapkan untuk organisasi yang berbentuk perseroan terbatas, tetapi juga relevan untuk perusahaan lain yang memiliki eksistensi yang terpisah dari individu pemilik.
Ada dua versi teori entittas, yaitu:
·         Versi Tradisional Menurut pandangan tradisional, perusahaan beroperasi untuk pemegang ekuitas yaitu pihak yang memberi dana bagi perusahaan. Dengan demikian, perusahaan harus melaporkan status investasi dan konsekuensi investasi yang dilakukan pemilik. Melihat pemegang ekuitas sebagai partner dalam kegiatan usaha yand dijalankan.
·         Versi Baru Pandangan ini menyatakan bahwa perusahaan beroperasi atas namanya sendiri dan berkepentingan terhadap kelangsungan hidupnya sendiri. Melihat pemegang ekuitas sebagai pihak di luar perusahaan.
c.       Teori Ekuitas Residual William Paton ( 1962 )
Menyatakan bahwa ekuitas residual merupakan salah satu jenis ekuitas dalam kerangka teori entitas. Pemegang saham memiliki ekuitas di perusahaan seperti pemegang ekuitas lainnya, tetapi pemegang saham tidak dianggap sebagai pemilik. Jadi teori ekuitas residual merupakan pandangan antara teori proprietary dan teori entitas. Dalam pandangan ini persamaan akuntansinya menjadi : Aktiva – Ekuitas khusus = Ekuitas Residual
Tujuan pendekatan teori ekuitas residual adalah memberikan informasi yang lebih baik kepada pemegang saham biasa dalam rangka pengambilan keputusan investasi.
d.      Teori Enterprise
Teori enterprise suatu perusahaan merupakan konsep yang lebih luas dibandingkan teori entitas, tetapi kurang terdefinisikan dengan baik dalam skope maupun aplikasinya. Dalam teori ini, perusahaan dipandang sebagai unit ekonomi terpisah yang dioperasikan dalam rangka memberikan manfaat bagi pemegang saham, sedangkan dalam teori entreprise, perusahaan dipandang sebagai lembaga sosial yang dioperasikan dalam rangka memberikan manfaat bagi banyak pihak yang berkepentingan. Konsep ini cocok diterapkan skala besar dan modern dan memiliki kewajiban untuk mempertimbangkan pengaruh dari tindakannya kepada beberapa kelompok dan masyarakat secara keseluruhan. Konsep income yang paling relevan dengan teori enterprise adalah laporan keuangan nilai tambah yaitu laporan keuangan yang menunjukkan kontribusi pihak-pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan didalam menghasilkan nilai tambah perusahaan.
e.      Teori Dana
Teori dana mengabaikan asumsi hubungan personal dalam teori proprietary dan asumsi personifikasi perusahaan sebagai unit ekonomi legal secara artifisal dalam teori entitas. Teori dana berdasarkan pada persamaan akuntansi sebagai berikut : Aktiva = Restriksi Aktiva
Konsep teori dana banyak digunakan di sektor pemerintahan dan lembaga nir-laba. Di dalam pemerintahan dana yang umumnya digunakan meliputi dana umum , dana pendapatan khusus, dana proyek, dan dana pelunasan hutang jangka panjang.

5.       LAPORAN NILAI TAMBAH (VALUE ADDED) SEBAGAI PELENGKAP LAPORAN KEUANGAN
Laporan nilai tambah menunjukkan pendapatan suatu perusahaan sebagai suatu kesatuan usaha dan bagaimana nilai tambah ini didistribusikan kepada kelompok – kelompok yang menyumbangkan terciptanya nilai tambah tersebut. Laporan nilai tambah memandang bahwa kegiatan suatu perusahaan tidak lain adalah usaha kolektif dari beberapa kelompok orang, yaitu pemegang saham, kreditur, pegawai perusahaan dan pemerintahan.
a.       Konsep Nilai Tambah
Konsep nilai tambah secara umum dapat didefinisikan sebagai perbedaan antara penghasilan kotor yang diterima oleh suatu perusahaan dari hasil penjualan produk dan jasa dengan jumlah uang yang dibayarkan untuk membeli bahan baku dan jasa lain yang disediakan oleh pemasok dari luar perusahaan. Atau dapat disimpulkan bahwa nilai tambah pada dasarnya adalah hasil penjualan dikurangi dengan biaya bahan baku dan jasa pihak luar yang digunakan dalam rangka menciptakan penghasilan tersebut. Lebih lanjut dapat dijelaskan bahwa sebagaian dari hasil penjualan dipakai untuk membayar bahan baku dan jasa yang dibeli dari masyarakat diluar perusahaan. Sisanya adalah kekayaan atau nilai tambah perusahaan yang diciptakan oleh para pegawai yang ada dalam perusahaan yang bekerja dengan sejumlah modal yang berasal dari pemegang saham, kreditur dan pemakai fasilitas umum yang disediakan oleh pemerintah.
b.      Metode penentuan Nilai Tambah Ekuitas
Terdapat dua metoda dalam menghitung besarnya nilai tambah, antara lain :
·         Metode Substraktif
Yaitu dengan menghitung besarnya nilai penjualan kotor perusahaan, atau dengan cara hasil penjualan dikurangi dengan beban input yang terdiri dari bahan baku atau jasa yang dibeli dari luar perusahaan yang dipakai untuk menghasilkan penjualan tersebut.
·         Metode Aditif
Di mana nilai tambah perusahaan dihitung dari laporan laba operasi, atau dengan cara menjumlahkan semua input produksi yang berasal dari modal dan tenaga kerja dalam menghasilkan penjualan.
c.       Penyusunan Laporan Nilai Tambah
Laporan nilai tambah disusun berdasarkan konsep-konsep dalam penyusunan laba-rugi operasi yaitu konsep akrual dan prinsip pembandingan (matching principles). Dalam Metode aditif, laporan keuangan nilai tambah dapat disusun dengan hanya mengubah laporan rugi-laba. Besarnya laba ditahan dapat dihitung dengan cara mengurangkan berbagai macam beban, pajak, dividen dari hasil penjualan.
Secara Matematis dapat dituliskan  sebagai berikut :
Rumus dasar : LD = HP – BI – Dep – BG – I – Div – T
LD           : Laba ditahan
HP          : Hasil Penjualan
BI            : Total Beban Input bahan baku dan jasa lain
BG          : Beban gaji dan Upah pegawai
Dep        : Beban Depresiasi
I               : Beban Bunga
Div          : Dividen yang dibayar
T              : Pajak Penghasilan
Dikembangkan menjadi :
Untuk menghitung Nilai Tambah Bersih :
                HP – BI – Dep = BG + I + Div + T + LD
Untuk menghitung Nilai Tambah Kotor :
                HP – BI = BG + I + Div + T + LD + Dep
Perbedaan antara nilai tambah bersih dengan nilai tambah kotor :
·         Nilai tambah tidak lain adalah kekayaan yang diciptakan oleh perusahaan dan kekayaan ini akan dinilai terlalu tinggi apabila tidak diakui adanya akumulasi penurunan nilai aktiva tetap karena pemakaian tersebut.
·         Sesuai dengan konsep konsistensi dan matching antara penghasilan dan beban, maka beban depresiasi harus diperlakukan pula seperti halnya beban input bahan baku yaitu pengurang hasil penjualan.
·         Nilai tambah bersih menghilangkan adanya perhitungah ganda, sedangkan nilai tambah kotor akan menghasilkan perhitungan ganda, karena tidak dikurangkannya beban depresiasi dari hasil penjualan.
·         Ide suatu perusahaan merupakan suatu hasil kerja kolektif beberapa kelompok orang sesuai dengan konsep nilai tambah bersih.
d.      Manfaat Laporan Nilai Tambah
·         Pengungkapan
Laporan nilai tambah merupakan usaha untuk memberikan informasi yang lengkap dan relevan tentang kegiatan perusahaan dengan memasukkan informasi beberapa kelompok orang yang berkepentingan terhadap perusahaan seperti pemilik, kreditur, pegawai dan pemerintah.
·         Sederhana dan Fleksibel
Laporan nilai tambah disusun hanya dengan memodifikasi laporan laba-rugi. Laporan nilai tambah memiliki fleksibilitas dalam penyusunannya karena dapat disusun atas dasar biaya historis.
·         Hubungan Industrial
Laporan nilai tambah dimaksudkan dapat mencerminkan adanya “team spirit” di dalam organisasi perusahaan.
Laporan Nilai tambah memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan laporan laba-rugi :
-          Laporan nilai tambah menggambarkan pernana pegawai di dalam perusahaan oleh karena dipandang sebagai pihak yang ikut menyumbangkan  terciptanya kekayaan perusahaan
-          Dengan pemberian insentif kepada para pegawai atas dasar besarnya sumbangan mereka terhadap nilai tambah perusahaan, maka dengan sendirinya akan menaikkan motivasi pegawai didalam proses penciptaan kekayaan perusahaan
-          Laporan nilai tambah dapat dipakai sebagai referensi guna penyelesaian kasus-kasus perburuhan.
·         Kebijakan Ekonomi
Laporan nilai tambah berperan dalam memperbaiki kegiatan analisa ekonomi, karena konsep nilai tambah konsistem dengan analisa input – output yang sering dipakai para ekonom untuk menghitung pendapatan nasional.
·         Analisis Komparasi
Laporan nilai tambah memberikan tambahan kriteria yang dapat dipakai sebagai dasar untuk menilai dan membandingkan prestasi suatu perusahaan lain. Disamping itu nilai tambah pula dipakai sebagai alat untuk mengukur besar dan pentingnya suatu perusahaan.
e.      Kelemahan Laporan Nilai Tambah
Bagi para pemakai yang tidak memahami konsep laporan keuangan., laporan nilai tambah dapat membingungkan mereka sebab besarnya nilai tambah suatu perusahaan. Dengan menyajikan laporan nilai tambah suatu perusahaan. Dengan menyajikan laporan nilai tambah ada kecenderungan bahwa manajemen akan selalu memaksimumkan besarnya nilai tambah yang pada gilirannya akan menyesatkan dalam pengambilan keputusan.



1 komentar:

  1. kalau boleh tau ini referensinya dr buku atau artikel mana yaa?? terimakasih :)

    BalasHapus