Selasa, 14 Januari 2014

Traditional costing System & Activity Based Costing

Traditional costing System
Sistem Biaya tradisional memiliki sejumlah kelemahan, termasuk masalah undercosting dan overcosting produk. Menyempurnakan Sistem biaya Tradisional  memungkinkan untuk membuat biaya barang dan jasa lebih akurat. Tiga poin penting harus dibuat sehubungan dengan menyempurnakan penetapan biaya tradisional.
1.       melacaknya sebagai biaya langsung ke barang atau jasa sebisa mungkin, asalkan biaya melakukannya tidak lebih besar daripada manfaatnya.
2.       Mengkategorikan biaya tidak langsung, yang tidak mudah ditelusuri ke produk, ke dalam Cost Pool. Cost Pool adalah kelompok biaya yang disebabkan oleh aktivitas yang bersama dengan satu dasar pembebanan (cost driver). Cost pool digunakan untuk mempermudah manajemen dalam membebankan biaya-biaya yang timbul. Cost pool berisi aktivitas yang biayanya memiliki korelasi positif antara cost driver dengan biaya aktivitas. Tiap-tiap cost pool menampung biaya-biaya dari transaksi-transaksi yang homogen. Semakin tinggi tingkat kesamaan aktivitas yang dilaksanakan dalam perusahaan, semakin sedikit cost pool yang dibutuhkan untuk membebankan biaya-biaya tersebut. Sistem biaya yang menggunakan beberapa cost pool akan lebih menjelaskan hubungan sebab-akibat antara biaya yang timbul dengan produk yang dihasilkan.
3.       Gunakan alokasi biaya untuk menentukan biaya tidak langsung ke produk.

Activity Based Costing

Adalah pendekatan penentuan biaya produk yang membebankan biaya ke produk atau jasa berdasarkan konsumsi sumber daya yang disebabkan karena aktivitas. Dasar pemikiran pendekatan penentuan biaya ini adalah bahwa produk atau jasa perusahaan dilakukan oleh aktivitas dan aktivitas yang dibutuhkan tersebut menggunakan sumber daya yang menyebabkan timbulnya biaya. Sumber biaya dibebankan ke aktivitas, kemudian aktivitas dibebankan ke objek biaya berdasarkan penggunaannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar