Selasa, 14 Januari 2014

KONSEP AKTIVA



A. PENGERTIAN AKTIVA MENURUT AHLI
Untuk memahami tentang pengertian aktiva, terdapat beberapa pendapat yang akan dikemukakan antara lain sebagai berikut:
·         Menurut SAK No. 16 tahun 2004 yang dimaksud dengan aktiva adalah sumber daya yang dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomis di masa depan diharapkan akan diperoleh perusahaan. Selanjutnya dijelaskan dalam kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan paragraf 56 bahwa banyak aktiva, modal, aktiva tetap memiliki bentuk fisik. Namun demikian bentuk fisik tersebut tidak esensial untuk menentukan eksistensi aktiva; karena itu, paten dan hak cipta, misalnya, merupakan aktiva kalau manfaat yang diperoleh perusahaan di masa depan dan kalau masing-masing aktiva tersebut dikuasai perusahaan. Dalam menentukan eksistensi aktiva, hak milik tidak esensial jadi misalnya property yang diperoleh melalui sewa guna usaha adalah aktiva jika perusahaan mengendalikan manfaat yang diharapkan dari property tersebut. 
·         Sedangkan pengertian aktiva menurut Scanning (1992; 22): “Aktiva adalah jasa yang akan datang dalam bentuk uang atau jasa mendatang yang dapat ditukarkan menjadi uang (kecuali jasa yang timbul dari kontrak yang belum dijalankan kedua pihak secara sebanding) yang di dalamnya terkandung kepentingan yang bermanfaat yang dijamin menurut hukum atau keadilan bagi orang atau kelompok tertentu tersebut”.
·         Pengertian Aktiva menurut FASB  Statement of Financial accounting Concepts No. 3 (SFAC No. 3) sebagai berikut: “Aktiva adalah manfaat ekonomis mendatang yang mungkin akan diperoleh atau dikendalikan oleh kesatuan ekonomi tertentu sebagai akibat transaksi atau peristiwa yang lalu”.
Pengertian aktiva yang dikemukakan oleh pakar ekonomi sangat beragam, namun pada dasarnya pengertiannya sama yaitu aktiva merupakan sumber daya ekonomi suatu perusahaan yang diukur berdasarkan prinsip akuntansi.

B. KARAKTERISTIK AKTIVA
Aktiva memiliki tiga karakteristik utama yaitu :
1.       Memiliki manfaat ekonomi di masa mendatang
Sesuatu dikatakan sebagai aktiva apabila memiliki manfaat/potensi jasa yang cukup pasti di masa mendatang. Artinya sesuatu tersebut memiliki kemampuan baik secara individu atau bersama-sama dengan aktiva lain untuk menghasilkan aliran kas masuk di masa mendatang. SFAC No.6 menyebutkan bahwa manfaat ekonomi merupakan esensi sebenarnya dari aktiva. Artinya aktiva harus memiliki kemampuan bagi suatu entitas untuk dituklar dengan sesuatu yang lain yang memiliki nilai, atau digunakan untuk menghasilkan sesuatu yang bernilai atau digunakan untuk melunasi utang. Jadi manfaat ekonomi masa mendatang yang melekat pada aktiva merupakan potensi dari aktiva tersebut untuk memberikan sumbangan, baik langsung maupun tidak langsung, arus kas dan setara kas kepada perusahaan. Praktisnya, manfaat ekonomi tersebut dapat mengalir ke perusahaan dnegan cara seperti (IAI, 1994) :
·         Dapat digunakan baik sendiri maupun bersama aktiva lain dalam produksi barang dan jasa yang dijual oleh unit usaha.
·         Dapat dipertukarkan dengan aktiva lain.
·         Dapat digunakan untuk melunasi hutang.
·         Dapat dibagikan kepada pemilik perusahaan.
Menurut Paton (1962), Aktiva merupakan kekayaan (properties) baik berbentuk fisik atau bentuk lainnya yang memiliki nilai bagi suatu unit usaha. Sedang menurut Sprague (1907), aktiva adalah persediaan atau potensi yang akan diterima atau dinikmati oleh suatu unit usaha. Sedangkan Vatter (1947) mendefinisikan aktiva sebagai manfaat ekonomi masa yang akan datang dalam bentuk potensi jasa yang dapat diubah, ditukar, atau disimpan. APB (1970) dalam statement No.4 memberikan contoh sumber ekonomi perusahaan sebagai berikut
·         Sumber-sumber ekonomi yang produktif,
-          Bahan baku, tanah, peralatan, paten, dan sumber-sumber lain yang digunakan dalam produksi.
-          Hak kontrak untuk menggunakan sumber-sumber ekonomi milik unit usaha lain seperti hak guna bangunan dan sebagainya.
·         Produk, yaitu barang yang siap untuk dijual atau barang yang masih dalam proses produksi.
·         Uang
·         Klaim untuk menerima uang
·         Hak pemilikan pada perusahaan lain
Untuk mengatasi perbedaan tersebut definisi yang mungkin lebih tepat untuk aktiva adalah sebagai sumber-sumber ekonomi yang dapat memberikan manfaat ekonomi di masa mendatang, yang diperoleh/dikendalikan dikuasai oleh unit usaha tertentu sebagai akibat peristiwa transaksi masa lalu (Kam, 1992).
2.       Dikuasai oleh suatu unit usaha
Sesuatu dapat dikatakan sebagai aktiva bila unit usaha tertentu dapat menggunakan manfaat aktiva tersbut dan menguasainya sehingga dapat mengendalikan akses pihak lain terhadap aktiva tersebut. Penguasaan dan pengendalian terhadap suatu aktiva dapat diperoleh suatu unit usaha melalui pembelian, pemberian, penemuan, perjanjian, produksi, penjualan, dan pertukaran.
Perlu diperhatikan bahwa pemilikan bukan merupakan kriteria utama untuk mengakui suatu aktiva. Pemilikan umumnya dibuktikan dengan dokumen-dokumen yang sah menurut hukum terhadap suatu barang. Hal ini disebabkan akuntansi tidak memusatkan pada substansi ekonomi suatu transaksi yang mempengaruhi posisi keuangan atau hasil usaha suatu perusahaan (economic substance over legal form).
Pemilikan hanya merupakan karakteristik pendukung untuk mengakui aktiva karena ada hak yuridis yang pasti untuk menguasainya. Bentuk fisik juga bukan faktor penentu dari aktiva. Misalnya, Paten dan Hak Cipta merupakan aktiva meskipun kedua elemen tersebut tidak memiliki bentuk fisik. Hal ini disebabkan kedua elemen tersebut memiliki manfaat ekonomi di masa mendatang, dikuasai oleh perusahaan dan berasal  dari transaksi masa lalu.
3.       Hasil dari transaksi masa lalu
Suatu unit usaha dapat mengakui suatu aktiva apabila telah menjadi transaksi atau peristiwa lain yang menyebabkan suatu entitas memiliki hak atau pengendalian terhadap manfaat dari aktiva tersebut. Misalnya suatu mesin dapat diklasifikasikan sebagai aktiva apabila mesin tersebut benar-benar telah dibeli dari transaksi yang benar-benar sah. Apabila mesin tersebut baru akan diperoleh sesuai dengan anggaran yang ditetapkan (masih dianggarkan), maka mesin tersebut tidak dapat dipandang sebagai aktiva, karena belum ada transaksi yang dilakukan. Meskipun definisi FASB tersebut dapat diterima secara umum, banyak kritikan yang ditujukan ke FASB. Hal ini disebabkan dalam definisinya, FASB mengabaikan faktor exchangeability, yang artinya suatu pos dapat dipisahkan dari entitas dan memiliki nilai jual yang terpisah. Mac Neal (1939) mengatakan bahwa suatu barang yang kehilangan faktor exchangeability berarti kehilangan nilai ekonomi karena pembelian atau penjualannya tidak memungkinkan untuk dilakukan sehingga tidak ada nilai pasar yang melekat pada barang tersebut.

C. KONSEP PENILAIAN
Penilian aktiva dalam akuntansi adalah proses penentuan jumlah rupiah untuk menentukan makna ekonomi dari suatu aktiva yang akan disajikan dalam Neraca.
1.       Tujuan Penilaian
Adapun tujuan pengukuran/penilaian aktiva adalah sebagai berikut :
·         Sebagai salah satu langkah dalam pengukuran laba
·         Sebagai salah satu langkah dalam proses penyajian posisi keuangan
·         Memenuhi kebutuhan informasi yang ingin dicapai dalam pelaporan keuangan
·         Memenuhi kebutuhan informasi khusus yang memerlukan penilaian untuk kepentingan manajemen.
2.       Dasar Penilaian
Hendriksen (1982) menyebutkan bahwa ada dua jenis nilai pertukaran yang dapat digunakan yaitu nilai keluaran (output values) dan nilai masukan (input values).Nilai keluaran menunjukan aliran dana (kas) yang diperkirakan akan diterima perusahaan dimasa mendatang sesuai dengan harga pertukaran output/produk yang dihasilkan perusahaan. Sedangkan Nilai masukan menunjukan jumlah rupiah yang harus dikeluarkan perusahaan untuk memperoleh aktiva yang akan digunakan dalam kegiatan operasi perusahaan.
a.       Nilai Keluaran
Nilai keluaran didasarkan pada jumlah kas atau penghargaan lain (non kas) yang diterima suatu unit usaha bila suatu aktiva/potensi jasa akhirnya keluar dari unit usaha tersebut karena suatu pertukaran.
·         Discounted Future Cash Receipts or Service Potential
Yaitu nilai sekarang kas masa mendatang yang akan diterima perusahaan seandainya aktiva dijual. Dasar ini dapat digunakan apabila harapan penerimaan kas/setaranya dapat ditaksir cukup pasti dan jangka waktu penerimaan cukup panjang, tetapi saat/tanggal penerimaannya pasti. Konsep penilaian tersebut memerlukan adanya taksiran terhadap jumlah yang akan diterima, faktor diskonto, dan periode waktu penerimaan. Meskipun dasar penilaian ini memiliki validitas dalam penilian bagi investor, namun penerapannya memiliki beberapa kelemahan, terutama bila diterapkan untuk aktiva individual. Alasannya adalah sebagai berikut :
-          Penerimaan kas yang diharapkan umumnya tergantung pada distribusi probabilitas yang bersifat subyektif dan tidak dapat diuji kebenarannya.
-          Meskipun tingkat diskonto dapat diperoleh, tetapi penyesuaian terhadap preferensi diskonto memerlukan evaluasi khusus bagi manajemen dan mungkin sulit diterima oleh pihak-pihak yang berkepentingan.
-          Apabila ada dua faktor atau lebih termasuk sumber daya manusia (yang dianggap sebagai aktiva fisik) memberikan kontribusi pada produk perusahaan yang pada akhirnya menghasilkan aliran kas, namun alokasi yang logis untuk memisahkan faktor potensi jasa secara individu sulit dilakukan.
-          Nilai diskontoan dari aliran kas yang berbeda untuk masing-masing aktiva tidak dapat ditambahkan bersama untuk memperoleh nilai perusahaan secara keseluruhan.
·         Harga Keluaran Sekarang (Current Output Price )
Apabila produk perusahaan umumnya dijual dipasar yang teroganisir, harga pasar sekarang merupakan dasar yang rasional untuk menilai besarnya harga jual di masa mendatang. Ada beberapa kelemahan yang melekat pada dasar penilaian ini. Pertama, dasar penilaian tersebut hanya dapat diterapkan untuk aktiva yang pemiliknya dimaksudkan untuk dijual seperti persediaan, surat berharga, peralatan dan tanah yang tidak memiliki manfaat lagi untuk kegiatan operasi perusahaan.
Kedua, dasar penilaian ini merupakan pengganti harga jual masa mendatang sehingga relevansi pemakaiannya menimbulkan masalah. Harga jual sekarang menunjukan jumlah yang akan dibayar pembeli dan tidak perlu menunjukan jumlah yang akan dibayar di masa mendatang kecuali dalam keadaan ceteris paribus.
Ketiga, semua aktiva dapat dinilai atas dasar harga jual sekarang, sehingga metode penlaian yang berbeda harus digunakan untuk menilai aktiva yang berbeda pula.
·         Nilai Setara Kas Sekarang (Current Cash Equivalent)
Nilai setara kas sekarang menunjukan jumlah kas atau daya beli umum yang dapat diperoleh dengan menjual setiap aktiva berdasarkan keadaan perusahaan normal. Nilai setara kas sekarang dianggap relevan karena menunjukan kondisi perusahaan dalam hubungannya dengan penyesuaian keadaan lingkungan. Kesulitan utama dari konsep ini adalah perlunya penyesuaian untuk memisahkan pos yang tidak memiliki harga pasar sekarang, misalnya peraltaan khusus yang tidak dapat dijual seperti aktiva tidak berwujud. Kelemahan kedua adalah nilai setara kas sekarang tidak memiliki sifat yang dapat ditambahkan.
·         Nilai Likuidasi (Liquidation Value)
Nilai likuidasi sama dengan harga jual sekarang/nilai setara kas sekarang, dengan perbedaan bahwa nilai keluarannya diperoleh dari kondisi pasar yang berbeda. Nilai Likuidasi hanya digunakan dalam kondisi berikut :
-          Bila produk/aktiva lainnya kehilangan manfaat normal sehingga menjadi usang atau tidak laku dijual.
-          Bila unit usaha merencanakan untuk membubarkan usahanya dalam waktu dekat sehingga tidak dapat menjual seluruh aktiva di pasar yang normal.
b.      Nilai Masukan
Nilai masukan dapat menunjukan nilai maksimum perusahaan atau produk perusahaan tidak memiliki harga pasar sehingga tidak mungkin untuk memperoleh nilai keluaran. Dasar penilaian yang dapat digunakan untuk nilai masukan adalah sebagai berikut :
·         Cost Historis
Cost menunjukan semua pengorbanan ekonomi dalam bentuk unit moneter yang dikeluarkan dalam rangka memperoleh barang/jasa sampai siap digunakan untuk operasi perusahaan. Kebaikan konsep ini yaitu bahwa cost dapat diuji kebenarannya (verifiable), karena merupakan harga kesepakatan antara pembeli dan penjual dalam kondisi yang bebas. Kelemahan utama dasar penilaian ini adalah bahwa nilai aktiva akan berubah sepanjang waktu sehingga cost tersebut tidak dapat menunjukan nilai yang sebenarnya dari aktiva yang bersangkutan. Kelemahan lain, cost historis tdak menunjukan adanya pengakuan untung atau rugi pada periode tertentu yang benar-benar terjadi.
·         Cost Masukan Terkini (Current Input Cost)
Cost masukan terkini menunjukan harga pertukaran yang harus dikorbankan pada saat sekarang untuk memperoleh aktiva yang sejenis dalam kondisi yang sama. Dasar ini dapat digunakan apabila ada bukti pendukung yang kuat untuk menentukan besarnya cost masukan terkini. Cost masukan terkini menjadi dasar penilaian yang penting terutama dalam penyajian informasi yang menunjukan pengaruh inflasi terhadap perusahaan.
c.       Discounted Future Cost
Dasar penilaian ini menunjukan nilai sekarang pengorbanan ekonomi di masa mendatang seandainya potensi jasa tertentu diperoleh sekaligus pada saat sekarang. Syarat utama digunakannya penilian ini adalah adanya kepastian tentang harga potensi jasa di masa mendatang atau setidaknya dapat ditaksir dengan cukup pasti.
d.      Standart Cost
Cost standar menunjukan cost sekarang dalam kondisi perusahaan beroperasi pada tingkat efisiensi dan kapasitas produksi normal. Dasar penilian ini dapat diterapkan pada persediaan barang jadi dan beberapa fasilitas fisik yang dibangun sendiri. Jumlah rupiah yang akan dicatat untuk suatu potensi jasa adalah jumlah rupiah yang seharusnya terjadi pada kondisi efisien dan kapasitas produksi perusahaan yang diharapkan.
Kelemahan utamanya terletak pada jenis cost standar yang digunakan dan cara untuk menerapkannya. Pemakaian dasar ini nantinya akan menyebabkan aktiva dinilai terlalu rendah karena adanya usaha untuk mengeluarkan cost yang berasal dari inefisiensi dan kapasitas mengganggur.

D. PENGAKUAN AKTIVA
Pengakuan merupakan pencatatan suatu jumlah rupiah ke dalam struktur akuntansi (sistem pembukuan) sehingga jumlah tersebut pada akhirnya akan memperngaruhi posisi keuangan dan hasil usaha perusahaan. FASB (1984) dalam Statement Of Financial Accounting Concepts No. 5 menyatakan pengakuan suatu pos didasarkan pada empat kriteria sebagai berikut :
·         Definisi (Definition)
Suatu Pos akan masuk dalam struktur akuntansi apabila memiliki defini elemen laporan keuangan
·         Keterukuran (Measurebility)
Suatu Pos harus memiliki makna tertentu yang relevan dan dapat diukur jumlahnya dengan reabilitas yang tinggi.
·         Relevansi (Relevance)
Informasi yang terdapat (terkandung) dalam pos tersebut memiliki kemampuan untuk membuat suatu perbedaan dalam keputusan yang diambil pemaki laporan keuangan.
·         Reliabilitas (Reability)
Informasi yang dihasilkan harus sesuai dengan keadaan yang digambarkan atau direpresentasikan, dapat diuji kebenarannya (Verifiable) dan netral.
Penerapan definisi dalam dunia nyata melibatkan sejumlah kondisi yang dinamakan aturan pengakuan (recognized rules). Aturan tersebut diciptakan sesuai keinginan akuntan untuk memperoleh bukti dalam kondisi ketidakpastian. Beberapa aturan secara informal diwujudkan dalam bentuk konversi atau hal lain yang secara formal di rancang oleh badan yang berwenang. Contoh aturan menurut konversi adalah piutang dagang dicatat bila penjualan kredit dilakukan dan peralatan dicatat saat pembelian.Kemudian contoh aturan yang didasarkan pada keputusa badan berwenang adalah Capital Lease. Dalam SFAS No. 13 “Accounting for Lease” disebutkan bahwa kapiltalisasi lease (sewa guna usaha) hanya dilakukan bila salah satu atau lebih kriteria berikut dipenuhi :
·         Adanya Tranfer hak milik kepada pembeli (lessee)
·         Kontrak menyebutkan adanya hak boleh pilih (option) untuk membeli dengan syarat yang menguntungkan pembeli.
·         Jangka waktu leasing 75% atau lebih dari sisa taksiran umur ekonomi pada saat kontrak ditandatangani.
·         Nilai sekarang dari pembayaran sewa minimum sama dengan 90% dari nilai pasar yang wajar dari aktiva yang disewa terhitung sejak kontrak dimulai.
Praktek menunjukan bahwa banyak aturan yang digunakan untuk mengidentifikasi aktiva tertentu yang dapat diuraikan menjadi beberapa kriteria. Oleh karena itu perlu dibuat perbedaan antara aturan/ketentuan pengakuaan (rocognition rules) dengan kriteria pengakuan (rocognition criteria). Aturan pengakuan menunjukan aturan khusus yang digunakan untuk mengindentifikasi aktiva tertentu. Sedang kriteria pengakuan merupakan pedoman umum yang digunakan untuk memformulasikan aturan pengakuan. Ada beberapa kriteria yang diajukan oleh Kam sebagai berikut :
1.       Didasarkan pada hukum
Pengakuan terhadap aktiva tergantung pada konsep legal dari aktiva yang bersangkutan. Kriteria ini berhubungan dengan informasi akuntansi yang relevan dan reliable.
2.       Pemakain Prinsip Konservatif
Prinsip konservatif mensyaratkan perlunya mengantisipasi kerugian dari pada keuntungan.
3.       Makna/Substansi Ekonomi Suatu Transaksi
Apabila suatu transaksi ditinjau dari makna ekonominya telah terjadi, maka suatu pos dapat segera divatat dan dilaporkan dalam laporan keuangan. Kriteria ini dimaksudkan untuk menentukan makna ekonomi dari suatu transaksi yang berhubungan dengan pelaporan informasi yang relevan dengan tetap mempertahankan faktor materialitas.
4.       Kemampuan mengukur nilai aktiva
Jika akuntan tidak dapat mengukur nilai aktiva baik dengan cara arbitree maupun cara lain maka aktiva tersebut tidak boleh dicatat. Keterukuran ini berhubungan dengan reliabilitas informasi.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar