Selasa, 14 Januari 2014

TEORI KEPEMIMPINAN

A. DEFINISI KEPEMIMPINAN
Pengertian Kepemimpinan menurut berbagai ahli antara lain:
1.       Stephen P.Robbins : “Leadership is the ability to influence a group toward the achievement of goals”.
2.       Judith R. Gordon : ”A Leader is an individual who influences others to act toward a particular goal or end-state”
3.       Ralph M. Stogdill : ”Managerial Leadership is a process of directing and influencing the task-related activities of group”
Dari ketiga pendapat tersebut dapat kita simpulkan bahwa, kepemimpinan adalah usaha yang positif untuk mempengaruhi atau mengerahkan orang lain untuk tetap atau lebih bersemangat melakukan tugas atau mengubah tingkah laku mereka.

B. TEORI-TEORI DALAM KEPEMIMPINAN
1.       Teori Ciri
Teori ini merupakan teori yang mencari ciri kepribadian, sosial, fisik, atau intelektual yang memperbedakan pemimpin dan bukan pemimpin. Studi riset menunjukkan enam ciri yang secara konsisten dikaitkan dengan kepemimpinan : ambisi dan energy, hasrat untuk memimpin, kejujuran dan integritas, percaya diri, kecerdasan, pengetahuan yang relevan dengan pekerjaannya. Salah satu tokoh yang berhasil mencapai visinya dalam kepemimpinannya dengan memiliki ciri-ciri tersebut adalah Nelson Mandela.
2.       Teori Perilaku
Teori ini mengemukakan bahwa perilaku spesifik membedakan pemimpin dan bukan pemimpin. Menurut studi Universitas Negeri Ohio, para peneliti berusaha mengidentifikasi dimensi-dimensi independen dari perilaku pemimpin yang awalnya lebih dari 1000 dimensi. Kemudian mereka menyederhanakannya menjadi 2 dimensi, yaitu :
a.       Struktur awal
Sejauh mana seorang pemimpin berkemungkinan mendefinisikan dan menstruktur peran mereka dan peran bawahan dalam upaya mencapai tujuan.
b.      Pertimbangan
Sejauh mana seorang pemimpin berkemungkinan memilikik hubungan pekerjaan yang dicirikan saling percaya menghargai gagasan bawahan, dan memperhatikan perasaan sesama.
3.       Teori Kemungkinan
Teori ini menyatakan bahwa keefektifan kepemimpinan bergantung pada situasi dan dapat memanfaatkan situasi-situasi tersebut. Kegagalan untuk memperoleh hasil yang konsisten mendorong perhatian pada pengaruh situasional. Untuk memilih variabel kunci situasional digunakan beberapa pendekatan, antara lain :
a.       Model Fiedler
Menyatakan bahwa kelompok efektif bergantung pada padanan yang tepat antara gaya interaksi dari si pemimpin dengan bawahannya serta sampai tingkat dimana situasi itu memberikan kendali dan pengaruh kepada si pemimpin.
b.      Teori Situasional Hersey dan Blanchard
Suatu teori kemungkinan yang memusatkan perhatian pada kesiapan para pengikut.
c.       Teori Pertukaran Pemimpin-Anggota
Ini merupakan teori dimana para pemimpin menciptakan kelompok dalam dan kelompok luar, dan bawahan dengan status kelompok dalam akan mempunyai penilaian kinerja yang lebih tinggi, tingkat keluarnya karyawan yang lebih rendah, dan kepuasan yang lebih besar bersama atasan mereka.
d.      Model Jalur-Tujuan
Teori ini menjelaskan bahwa perilaku setiap pemimpin dapat diterima baik oleh bawahan sejauh mereka memandang sebagai suatu sumber dari kepuasan masa depan.
e.      Model Partisipasi-Pemimpin
Suatu teori kepemimpinan yang memberikan seperangkat atujran untuk menentukan ragam dan banyaknya pengambian keputusan partisipatif dalam situasi-situasi yang berlainan.

C. PENDEKATAN BARU TERHADAP KEPEMIMPINAN
Selanjutnya menutup tinjauan mengenai teori kepemimpinan dengan menyajikan tiga pendekatan lebih baru terhadap persoalan :
1.       Teori Atribusi Kepemimpinan
Teori ini mengemukakan bahwa kepemimpinan semata-mata adalah suatu atribusi yang dibuat orang mengenai individu-individu lain. Salah satu tema yang menarik dalam literature teori atribusi dari kepemimipinan adalah persepsi bahwa pemimpin yang efektif umumnya dianggap konsisten atau tidak bergeming dalam keputusan mereka.
2.       Teori Kepemimpinan Kharismatik
Teori ini mengemukakan bahwa para pengikut membuat atribusi dari kemampuan kepemimpinan yang luar biasa bila mereka mengamati perilaku-perilaku tertentu. Karakteristik utama dari pemimpin kharismatik :
a.       Percaya diri. Mereka benar-benar percaya akan penilaian dan kemampuan mereka.
b.      Mempunyai visi. Ini merupakan tujuan ideal yang mengajuakan suatu masa depan yang lebih baik.
c.        Kemampuan untuk mengungkapkanvisi dengan gamblang. Mereka mampu memperjelas dan menyatakan visi dengan kata-kata yang mudah dipahami oleh orang lain.
d.      Keyakinan kuat mengenai visi itu. Pemimpin kharismatik berkomitmen kuat, dan bersedia mengambil resiko pribadi yang tinggi dan melibatkan diri dalam pengorbanan unutk mencapai visi tersebut.
e.      Perilaku yang diluar aturan. Mereka dengan kharisma ikut serta dalam perilaku yang dipahami sebagai baru, tidak konvensional dan berlawanan dengan norma-norma. Jika berhasil akan menimbulkan kejutan dan kekaguman para pengikut.
f.        Dipahami sebagai agen perubahan. Pemimpin kharismatik dipahami sebagai agen perubahan yang radikal bukannya sebagai pengasuh status quo.
g.       Kepekaan lingkungan. Pemimpin ini mampu membuat penilaian yang realistic terhadap kendala lingkungan dan sumber daya yang diperlukan untuk menghasilkan perubahan.
3.       Kepemimpinan Transaksional lawan Transformasional
·         Pemimpin transaksional
Pemimpin yang memandu atau memotivasi pengikut mereka dalam arah tujuan yang ditegakkan dengan memperjelas peran dan tuntutan tugas.
·         Pemimpin Transformasional
Pemimpin yang memberikan pertimbangan dan rancangan intelektual yang diindividualkan, dan yang memiliki kharisma.
Bukti yang mendukung keunggulan kepemimpinan transformasional terhadap varietas transaksional luar biasa mengesankan. Misalnya, sejumlah telaah atas perwira milter Amerika Serikat, Kanada, dan Jerman menjumpai pada semua tingkat bahwa pemimpin transformasional dinilai sebagai lebih efektif ketimbang yang transaksional. Dan para manajer pada Federal Express yang dinilai oleh para pengikut mereka sebagai memperlihatkan kepemimpinan yang lebih transformasional dinilai oleh penyelia langsung mereka sebagai berprestasilebih tinggi dan lebih dapat dipromosikan. Ringkasnya, bukti keseluruhan menunjukkan bahwa dibandingkan dengan kepemimpinan transaksional, kepemimpinan transformasional lebih erat dengan tingkat keluarnya karyawan yang rendah, produktivitas yang tinggi dan kepuasan karyawan yang lebih besar.
D. ISU-ISU KONTEMPORER DALAM KEPEMIMPINAN
Dalam bab ini dibahas secara singkat lima isu kontemporer dalam kepemimpinan.
1.       Kelamin : Apakah Pria dan Wanita Memimpin secara Berbeda?
Suatu tinjauan ekstensif atas literatur yang mengemukakan dua kesimpulan mengenai jenis kelamin dan kepemimpinan. Pertama, kemiripan antara pria dan wanita cenderung lebih daripada perbedaan yang ada. Kedua, apa yang tampak berbeda adalah bahwa wanita mengandalkan gaya kepemimpinan yang lebih demokratis sedangkan pria lebih nyaman dengan gaya direktif.
2.       Pemimpin Lewat Pemberian Kuasa
Pemimpin yang efektif berbagi kekuasaan dan tanggungjawab dengan karyawan. Peran pemimpin yang member kuasa adalah menunjukkan kepercayaan, memberikan visi, menyingkirkan penghalang kerja, mengemukakan dorongan, dan melatih karyawan.
3.       Bagaimana dengan Kepengikutan?
Disamping mempunyai pemimpin yang dapat memimpin, organisasi yang sukses memerlukan pengikut yang dapat mengikuti. Memang, agaknya adil untuk mengatakan bahwa semua organisasi mempunyai jauh lebih banyak pengikut daripada pemimpin, jadi pengikut yang tidak efektif dapat lebih merupakan halangan terhadap suatu organisasi daripada pemimpin yang tidak efektif. Beberapa kualitas yang harus dimiliki oleh pengikut yang efektif adalah :
a.       Mereka mengelola diri mereka dengan baik. Mereka mampu berpikir untuk diri mereka sendiri. Mereka dapat bekerja secara mandiri dan tanpa penyeliaan yang ketat.
b.      Mereka berkomitmen pada suatu maksud diluar diri mereka sendiri. Pengikut yang efektif berkomitmen terhadap suatu misi, suatu produk, suatu tim kerja, suatu organisasi, suatu gagasan disamping terhadap pemeliharaan kehidupan mereka sendiri. Kebanyakan orang suka bekerja dengan rekan-rekan yang berkomitmen pada kerja, baik secara emosional maupun fisik.
c.       Mereka membina kompetisi mereka dan memfokuskan upaya mereka pada dampak yang maksimum. Pengikut yang efektif menguasai keterampilan yang akan berguna bagi organisasi mereka, dan mereka menganut standar kinerja yang lebih tinggi daripada yang diminta oleh kelompok kerja mereka.
d.      Mereka berani, jujur dan dapat dipercaya. Pengikut yang efektif memantapkan diri mereka sendiri sebagai pemikir yang kritis dan bebas yang pengetahuan dan pertimbangannya dapat dipercaya. Mereka menganut standar etis yang tinggi, member pujian pada tempat dan saatnya, dan tidak takut mengakui kesalahan mereka.
4.       Budaya Nasional sebagai suatu Variabel Kemungkinan Tambahan
Budaya Nasional mempengaruhi gaya kepemimpinan lewat para pengikut. Pemimpin tidak dapat memilih gaya mereka sesuka hati. Mereka dikendalai oleh kondisi budaya yang ternyata diharapkan oleh pengikut mereka. Misalnya suatu gaya manipulative atau otokratis akan cocok dengan jarak kekuasaan yang tinggi, dan kita mendapatkan skor jarak-kekuasaan-tinggi negeri-negeri di Arab, Timur Tengah, dan Amerika Latin. Pemeringkatan jarak-kekuasaan seharusnya juga merupakan indicator yang baik dari keinginan karyawan untuk menerima kepemimpinan partisipatif. Kemungkinan besar partisipasi akan paling efektif dalam budaya jarak-kekuasaan-rendah sepperti yang ada di Norwegia, Finlandia, Denmark, dan Swedia.
5.       Adakah suatu Dasar Biologis untuk suatu Kepemimpinan?
Suatu data riset yang bertambah banyak menyarankan bahwa pemimpin yang baik tidak perlu yang tercerdik, terkuat, atau paling agresif dari suatu kelompok tetapi mereka yang paling cakap dalam menangani interaksi social. Tetapi para peneliti telah menemukan bahwa pemipin yang efektif mempunyai suatu campuran biokimiawi hormon-hormon yang unik dan kimia otak yang membantu mereka membina ikatan sosial dan mengatasi stress. Dua zat yaitu Serotonin dan Testosteron telah mendapatkan paling banyak perhatian. Tingkat Serotoni yang meningkat tampaknya memperbaiki kemampuan sosialisasi dan mengendalikan agresi. Tingkat Testosteron yang lebih tinggi meningkatkan dorongan kompetitif.

Suatu studi dalam suatu himpunan [fraternitas] perguruan tinggi menemukan bahwa pria dalam posisi kepemimpinan yang tinggi mempunyai kadar Serotonin yang tertinggi. Selain itu ditemukan bahwa tingkat Testosteron menigkat dalam diri pemain tenis top sebelum pertandingan kompetisi.

1 komentar:

  1. KISAH CERITA SAYA SEBAGAI NAPI TELAH DI VONIS BEBAS,
    BERKAT BANTUAN BPK Dr. H. Haswandi ,SH.,SE.,M.Hum BELIAU SELAKU PANITERA MUDA DI KANTOR MAHKAMAH AGUNG (M.A) DAN TERNYATA BELIAU BISA MENJEMBATANGI KEJAJARAN PA & PN PROVINSI.

    Assalamu'alaikum sedikit saya ingin berbagi cerita kepada sdr/i , saya adalah salah satu NAPI yang terdakwah dengan penganiayaan pasal 351 KUHP dengan ancaman hukuman 2 Tahun 8 bulan penjara, singkat cerita sewaktu saya di jengut dari salah satu anggota keluarga saya yang tinggal di jakarta, kebetulan dia tetangga dengan salah satu anggota panitera muda perdata M.A, dan keluarga saya itu pernah cerita kepada panitera muda M.A tentang masalah yang saya alami skrg, tentang pasal 351 KUHP, sampai sampai berkas saya di banding langsun ke jakarta, tapi alhamdulillah keluarga saya itu memberikan no hp dinas bpk Dr. H. Haswandi ,SH.,SE.,M.Hum Beliau selaku panitera muda perdata di kantor M.A pusat, dan saya memberanikan diri call beliau dan meminta tolong sama beliau dan saya juga menjelas'kan masalah saya, dan alhamdulillah beliau siap membantu saya setelah saya curhat masalah kasus yang saya alami, alhamdulillah beliau betul betul membantu saya untuk di vonis dan alhamdulillah berkat bantuan beliau saya langsun di vonis bebas dan tidak terbukti bersalah, alhamdulillah berkat bantuan bpk Dr. H. Haswandi ,SH.,SE.,M.Hum beliau selaku ketua panitera muda perdata di kantor Mahkamah Agung R.I no hp bpk Dr. H. Haswandi ,SH.,SE.,M.Hum 0823-5240-6469 Bagi teman atau keluarga teman yang lagi terkenah musibah kriminal, kalau belum ada realisasi masalah berkas anda silah'kan hub bpk Dr. H. Haswandi ,SH.,SE.,M.Hum semoga beliau bisa bantu anda. Wassalam.....

    BalasHapus